Minggu, 13 Oktober 2024

Tsunami Lisbon 1755: Bencana yang Mengubah Sejarah Eropa


 Pada tanggal 1 November 1755, salah satu bencana alam paling mematikan dalam sejarah Eropa terjadi di kota Lisbon, Portugal. Sebuah gempa bumi besar, diikuti oleh tsunami dahsyat dan kebakaran, menghancurkan sebagian besar kota dan menyebabkan ribuan kematian. Bencana ini dikenal sebagai Tsunami Lisbon 1755, dan dampaknya tidak hanya dirasakan di Portugal, tetapi juga mempengaruhi politik, agama, dan filsafat Eropa di masa itu.

Penyebab Gempa Bumi dan Tsunami

Bencana Lisbon dimulai dengan gempa bumi berkekuatan sekitar 8,5 hingga 9,0 skala Richter. Gempa terjadi di lepas pantai barat daya Portugal, di wilayah Samudra Atlantik, dan diduga diakibatkan oleh pergeseran lempeng tektonik di zona subduksi antara Lempeng Afrika dan Lempeng Eurasia. Gempa pertama terjadi pada pagi hari, sekitar pukul 09:40 waktu setempat, bertepatan dengan hari perayaan All Saints' Day, hari libur agama Katolik yang diperingati di seluruh Portugal.

Gempa bumi ini berlangsung selama beberapa menit dan menghasilkan kerusakan hebat di Lisbon. Banyak bangunan, termasuk gereja-gereja besar dan istana, runtuh, dan ribuan orang tewas seketika. Namun, yang paling menghancurkan adalah tsunami yang dihasilkan oleh gempa tersebut.

Gelombang Tsunami

Tak lama setelah gempa bumi, serangkaian gelombang tsunami setinggi 6 hingga 20 meter menghantam pesisir Lisbon dan wilayah pantai Portugal lainnya. Di kota Lisbon, pelabuhan dan daerah pesisir hancur total, dan ribuan orang yang berusaha melarikan diri ke tepi pantai justru tersapu oleh gelombang besar.

Gelombang tsunami juga mencapai Spanyol, Maroko, dan bahkan sejauh Inggris dan Kepulauan Karibia. Di Cadiz, Spanyol, misalnya, tsunami menghantam dengan kekuatan besar, menghancurkan kota tersebut. Di pantai barat Maroko, ribuan orang juga tewas akibat gelombang yang sangat tinggi.

Kebakaran yang Menghancurkan Kota

Sebagai akibat dari gempa bumi, banyak kebakaran besar muncul di seluruh kota Lisbon. Api berasal dari lilin-lilin yang menyala di gereja-gereja dan rumah-rumah saat perayaan All Saints' Day, serta dari dapur dan perapian yang rusak. Kebakaran ini berlangsung selama beberapa hari, menghanguskan bagian-bagian kota yang sebelumnya tidak hancur oleh gempa dan tsunami. Kombinasi dari gempa bumi, tsunami, dan kebakaran menyebabkan kehancuran total di Lisbon.

Dampak Sosial dan Ekonomi

Tsunami Lisbon 1755 adalah salah satu bencana alam paling mematikan di Eropa, dengan estimasi jumlah korban jiwa berkisar antara 30.000 hingga 50.000 orang hanya di Lisbon saja. Di seluruh Portugal, jumlah korban jiwa diperkirakan mencapai 100.000 orang. Selain korban jiwa, kerusakan ekonomi yang diakibatkan oleh bencana ini sangat besar. Sebagian besar bangunan di Lisbon, termasuk istana kerajaan, gereja-gereja, perpustakaan, dan banyak bangunan bersejarah, hancur.

Lisbon, yang saat itu merupakan salah satu kota pelabuhan terbesar dan paling makmur di Eropa, mengalami kehancuran total. Pelabuhan yang ramai, yang memainkan peran penting dalam perdagangan global, termasuk dalam rute perdagangan rempah-rempah dan barang-barang berharga dari koloni-koloni Portugal, lumpuh akibat bencana ini.

Pengaruh Terhadap Politik dan Filsafat

Bencana Lisbon 1755 juga memiliki dampak yang mendalam terhadap pemikiran politik, agama, dan filsafat di Eropa pada abad ke-18. Salah satu tokoh yang paling terpengaruh oleh bencana ini adalah Sebastião José de Carvalho e Melo, Marquis of Pombal, yang saat itu menjadi perdana menteri Portugal. Ia memimpin upaya rekonstruksi Lisbon dengan sangat efektif, termasuk membangun kembali kota dengan perencanaan yang lebih modern dan tahan gempa.

Di sisi lain, bencana ini juga memicu perdebatan filosofis dan teologis. Banyak tokoh agama pada saat itu menganggap gempa bumi dan tsunami sebagai bentuk hukuman ilahi atas dosa-dosa manusia. Namun, pandangan ini dikritik oleh beberapa filsuf, termasuk Voltaire, yang mengomentari bencana tersebut dalam karyanya yang terkenal, Candide. Dalam novel satir tersebut, Voltaire mengkritik optimisme buta dari para filsuf yang percaya bahwa "semua hal terjadi untuk yang terbaik" dalam dunia yang jelas dipenuhi oleh penderitaan seperti yang terlihat dalam bencana Lisbon.

Rekonstruksi dan Pemulihan

Setelah bencana, rekonstruksi Lisbon dipimpin oleh Marquis of Pombal. Di bawah kepemimpinannya, Lisbon dibangun kembali dengan tata letak jalan yang modern dan sistem yang lebih tahan gempa. Salah satu inovasi besar yang diperkenalkan adalah bangunan tahan gempa yang dikenal sebagai gaiola, sebuah kerangka bangunan kayu yang dirancang untuk menyerap getaran gempa.

Pembangunan kembali Lisbon berlangsung selama bertahun-tahun, dan kota ini akhirnya pulih secara bertahap. Namun, bencana ini meninggalkan luka mendalam dalam ingatan bangsa Portugal dan menjadi pengingat akan kerentanan manusia terhadap kekuatan alam.

Kesimpulan

Tsunami Lisbon 1755 adalah salah satu bencana alam paling dahsyat dalam sejarah Eropa, yang tidak hanya menewaskan puluhan ribu orang tetapi juga mengubah wajah kota Lisbon dan mempengaruhi pemikiran intelektual pada masa itu. Dengan dampak yang meluas dari sisi sosial, ekonomi, hingga filsafat, bencana ini menjadi peristiwa penting yang masih dikenang hingga saat ini. Upaya rekonstruksi yang dipimpin oleh Marquis of Pombal tidak hanya mengembalikan Lisbon sebagai pusat perdagangan, tetapi juga memperkenalkan inovasi penting dalam arsitektur tahan gempa, yang menjadi warisan penting bagi generasi berikutnya.



















Deskripsi : Pada tanggal 1 November 1755, salah satu bencana alam paling mematikan dalam sejarah Eropa terjadi di kota Lisbon, Portugal. 
Keyword : Lisbon, tsunami Lisbon dan bencana alam 

0 Comentarios:

Posting Komentar